Virtual Reality



Virtual Reality (VR) adalah "lingkungan" tiruan yang diprogram lewat komputer/ software dan dirasakan oleh pengguna seolah-olah nyata. Untuk membuat perasaan ini,otak kita pengguna harus dimanipul

asi lewat indera yang ada (penglihatan, pendengaran, pembau, perasa [lidah] dan sentuhan), namun VR biasanya direpresentasikan lewat penglihatan dan pendengaran, menggunakan grafis dan suara, sehingga pengguna seolah berada di dunia baru.

Sekarang, istilah "virtual reality" mulai tergantikan oleh istilah "virtual envoronment" (VE) oleh para ahli komputer. Konsepnya tetap sama, yaitu mensimulasikan lingkungan 3-D yang bisa dijelajahi oleh pengguna seolah-olah benar-benar bisa dirasakan lewat indera.

2 syarat yang harus ada dalam VR/ VE adalah:
1. Gambar/ grafis/ penglihatan 3-D yang nyata menurut perspektif penglihatan pengguna
2. Kemampuan untuk mendeteksi gerakan-gerakan pengguna, seperti gerakan kepala dan arah bola mata, untuk menyesuaikan grafis yang dihasilkan supaya menyesuaikan perubahan "dunia" 3-Dnya

Saat berada dalam VR, pengguna akan merasa "melebur" seolah menyatu dengan dunianya, dan bisa berinteraksi dengan objek-objek yang ada di sana. Hal ini disebut dengan "telepresence".

Menurut Jonathan Stauer, ada dua komponen dalam perasaan "melebur" ini, yang disebut:
1. Depth of information, merupakan banyak dan kualitas data yang ditansfer demi menciptakan lingkungan VR, seperti resolusi, ketajaman gambar, dll
2. Breadth of information, yaitu seberapa besar indera pengguna dimanipulasi, yang biasanya terbatas pada penglihatan dan pendengaran. Namun saat ini sedang dikembangkan VR yang bisa memanipulasi indera sentuhan dan pembau.

Saat VR mendeteksi gerakan pengguna untuk menyesuaikan keadaan lingkungan tiruannya, ada jeda waktu yang disebut "latency", yaitu jeda di saat VR mulai mendeteksi gerakan pengguna dan saat tampilan grafis mulai berubah. Manusia bisa merasakan "jeda waktu" ini jika jaraknya lebih dari 50 milisekon. Jika latency ini terjadi dalam VR, maka pengguna akan mulai sadar bahwa ia berada di lingkungan palsu, dan perasaan "melebur"nya akan hilang.

Alat yang dipakai untuk menyajikan dunia ini pada pengguna bisa bermacam-macam, yang paling banyak dipakai adalah Head-mounted Display (HMD), yang dilengkapi dengan dua layar untuk tiap mata dan dipakai seperti kacamata besar dan aneh di kepala.

Ada juga CAVE (Cave Automatic Virtual Environment) yang memproyeksikan gambar pada dinding-dinding, langit-langit, dan lantai pada ruangan kotak yang kecil. Pengguna bisa bergerak-gerak dalam ruangan itu dan dilengkapi dengan kacamata khusus untuk melengkapi nuansa yang dirasakan. Namun CAVE memakan tempat dan mahal.

Aplikasi dari virtual reality misalnya pada aplikasi kedokteran, game, sampai pelatihan militer. Ada juga VR yang digunakan untuk mengatasi ketakutan akan ketinggian dan dijadikan sarana terapi. Ingin mencoba?
ilustrasi: www.streamhead.com

0 yang komen:

Posting Komentar

Monggo, masukan, saran, kritik, pertanyaannya... :)

Tentang Aer Puteh

Aer Puteh adalah blog tentang teknologi informasi. Silakan melihat-lihat artikel kami.
Saran, kritik, masukan, atau komentar sangat terbuka. Kontak ke vikachew@gmail.com.
Silakan follow blog ini atau subscribe lewat email, linknya ada di bawah :)
Lihat profil Aer Puteh di Blogger
Lihat profil Aer Puteh selengkapnya

Enjoy!!

Tukeran Aer

Silakan link Aer Puteh, atau tampilkan chickletnya dengan copy kode di bawah ke blog atau web kamu :)
Aer Puteh

Followers

Area Maen Aer

Free chat widget @ ShoutMix

Film - film S8

vikachew09